Pemerintah China murka dengan dokumen staretegi militer baru yang dirilis oleh Amerika Serikat (AS). Dalam dokumen tersebut, AS melalui Pentagon menyebut China sebagai salah satu negara yang kerap mengganggu stabilitas dunia.
Dalam dokumen tersebut, AS dengan gamblang menyebut China telah secara sengaja memancing ketegangan di kawasan Laut China Selatan, dengan melakukan reklamasi di wilayah tersebut. AS menyebutnya sebagai upaya agresif China untuk menguasai wilayah tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying mengatakan bahwa AS masih menunjukan mentalitas perang dingin mereka, yang seharusnya sudah ditinggalkan dari jauh-jauh hari.
"Kami mengungkapkan ketidakpuasan dan menentang laporan irasional yang telah dirilis pihak AS tentang ancaman China. Kami sudah jelas menjelaskan sikap kami pada masalah konstruksi di pulau-pulau dan terumbu karang di Laut Cina Selatan beberapa kali," kata Hua.
"Kami percaya bahwa AS harus meninggalkan mentalitas Perang Dingin mereka," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Jumat (3/7/2015).
Sebelumnya, Rusia juga turut dibuat kesal oleh strategi baru AS tersebut.
Negeri Beruang Merah tersebut mengatakan, bahwa dengan dirilis dokumen tersebut semakin menarik hubungan Rusia dan AS kearah yang saling berlawanan.
"Strategi itu menunjukkan sikap konfrontatif, tanpa ada objektivitas terhadap negara kita. Tentu saja hal ini tidak akan memberikan kontribusi apapun dalam upaya untuk kembali mengarahkan hubungan antara Rusia dan AS kearah yang lebih baik, yang berujung pada normalisasi hubungan," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov kemarin.
(esn/sindo/infoduniamiliter)
Link: http://bit.ly/1G0Ej3X
Post Comment
Tidak ada komentar: