Presiden Ukraina Petro Poroshenko hari Jumat (13/3) melaporkan bahwa ketegangan di Ukraina timur telah berangsur-angsur mereda.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko hari Jumat (13/3) mengatakan ketegangan telah berangsur-angsur mereda antara tentaranya dan separatis dukungan Rusia di bagian timur negara itu.
Berbicara kepada saluran televisi 1+1 di Ukraina, Poroshenko mengatakan “kenyataan bahwa tidak ada tentara kami yang tewas beberapa hari ini adalah indikasi jelas meredanya ketegangan secara bertahap.”
Tetapi ia menambahkan, jika pertempuran berkobar lagi, Ukraina akan “segera mendapat bantuan senjata” dari negara-negara Uni Eropa. Ia tidak merinci negara mana yang berjanji memberikan senjata dan jenisnya.
Menteri Pertahanan Perancis Jean-Yves Le Drian bulan lalu mengatakan negaranya belum berniat menyediakan senjata berat bagi Ukraina. Kanselir Jerman Angela Merkel juga telah menentang pengiriman senjata ke Ukraina.
Ukraina dan pihak separatis bulan lalu menyepakati gencatan senjata di Minsk dan berjanji menarik mundur persenjataan berat mereka. Meski masih terjadi gempuran, pihak pemantau mengatakan gencatan senjata itu masih bertahan.
Sementara Ukraina mengatakan pertempuran telah mereda, organisasi HAM Human Rights Watch (HRW) hari Jumat mengatakan pembatasan perjalanan yang diberlakukan pemerintah sangat menghambat penyaluran bantuan medis ke daerah-daerah konflik yang dikuasai pemberontak.
Hal itu disimpulkan berdasarkan wawancara HRW selama 10 hari dengan banyak pekerja medis dan korban di Ukraina timur. HRW mengatakan pembatasan perjalanan itu terutama menghambat pengobatan bagi penderita HIV, tuberkolosis dan pecandu narkoba.
HRW juga mengatakan peraturan itu telah menyebabkan kelangkaan obat di klinik dan rumah sakit di kawasan tersebut. (Voa/infoduniamiliter.com)
Post Comment
Tidak ada komentar: