Otoritas ulama Ghouta Syarqiyah provinsi Damaskus memutuskan untuk meniadakan pelaksanaan shalat Jum’at di masjid-masjid yang berada di wilayah pinggiran timur ibukota Damaskus, setelah serangan intensif pesawat rezim Bashar Al Assad dalam 10 hari terakhir.
Dalam pengumumannya pada hari Kamis (20/08) kemarin, otoritas ulama Ghouta menyatakan, “Demi menjaga jiwa dari pembantaian rezim Bashar Al Assad, kami menyerukan warga untuk tidak melaksanakan ibadah shalat Jum’at berjamaah besok di masjid-masjid kota.”
Para ulama beralasan bahwa menjaga jiwa adalah wajib hukumnya daripada melaksanakan kewajiban shalat Jum’at yang dapat digantikan dengan shalat Zuhur oleh umat Muslim. “Ini sesuai dengan kaidah fiqh yang membolehkan sesatu yang dilarang ketika dalam keadaan darurat.”
Tercatat lebih dari 100 orang tewas dalam kurun waktu satu pekan terakhir, setelah pesawat tempur dan tembakan altileri berat rezim Bashar Al Assad menargetkan kawasan sipil dan fasilitas umum di daerah yang kini dikuasai oleh kelompok pejuang oposisi. Sampai saat ini Islamic State sebagai kekuatan terbesar di Suriah belum menguasai wilayah ini, jika dikuasai IS pelaksanaan shalat jumat akan relatif aman.
(Alarabiya/Ram/eramuslim/infoduniamiliter)
Link: http://bit.ly/1NBdEDd
Post Comment
Tidak ada komentar: