Tajuk

Lokal

Islam

Barat

Timur

Like Us

Sejarah

Korea Utara (Korut) bersedia minta maaf dan Korsel akan berhenti menyiarkan propaganda anti-Korut. Dengan demikian, kedua Korea itu batal untuk berperang.

Rezim Pyongyang bersedia minta maaf atas penanaman ranjau darat di Zona Demiliterisasi (DMZ) yang melukai dua perwira tentara Seoul. Kesediaan Korut untuk minta maaf itu bagian dari kesepakatan kedua Korea untuk meredam ketegangan di Semenanjung Korea yang telah di ambang perang.

Hal itu disampaikan Kepala Keamanan Nasional Korsel, Kim Kwan-jin, Selasa (25/8/2015), seperti dikutip kantor berita Yonhap. Peledakan ranjau darat itu membuat Korsel gencar menyiarkan propaganda anti-Korut hingga akhirnya rezim Pyongyang meluncurkan tembakan artileri.
Tembakan dari Korut itu dibalas dengan 36 tembakan dan membuat pemimpin Korut mendeklarasikan keadaan “semi-perang” dan memerintahkan pasukan militernya untuk siap perang.

”Saya berharap bahwa kita dapat membangun hubungan Korsel dan Korut yang baru, dimana orang-orang kami (berharap untuk) dengan tulus untuk melaksanakan isu-isu yang disepakati dalam dialog dan membangun kepercayaan untuk kerja sama,” kata Kim Kwan-jin.

“Dalam pertemuan tersebut, aspek permintaan maaf Korut itu sangat berarti atas insiden ranjau darat dan bahwa mereka setuju untuk membuat upaya itu untuk mencegah insiden dan meredakan ketegangan,” lanjut dia.

Sementara itu, Pemerintah Korut melalui kantor berita KCNA, juga menegaskan bahwa kesepakatan damai kedua Korea telah tercapai.
Permintaan maaf dari Korut itu secara resmi dituntut oleh Presiden Korsel, Park Geun-hye. 

”Ini adalah masalah keamanan dan keselamatan rakyat nasional kita,” katanya. ”Ini bukan soal di mana kita bisa mundur, bahkan jika Korut memaksimalkan provokasi dan mengancam keamanan seperti di masa lalu.”

Kesepakatan kedua Korea untuk meredam ketegangan itu tercapai dalam pembicaraan maraton di Desa Panmunjom, kawasan DMZ. Pada saat pembicaraan berlangsung, rezim Pyongyang sempat menyuarakan propaganda perang melalui siaran di stasiun televisi Pemerintah Korut.
“Mari kita menghancurkan militer boneka Korsel yang gila perang!,” bunyi siaran televisi itu yang disampaikan seorang penyiar berita. 

Siaran itu diikuti dengan tayangan vudeo klip dengan yel-yel berbunyi; ”Matilah Amerika imperialis” yang berlanjut dengan orang-orang yang meneken perjanjian untuk menghancurkan Amerika Serikat. (sindo/infoduniamiliter)

Link:  http://bit.ly/1MSRfC2

Sebarkan Bung!

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Post Comment

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top