Tajuk

Lokal

Islam

Barat

Timur

Like Us

Sejarah

Tekad Amerika Serikat untuk memerangi IS (Islamic State, sebelumnya bernama ISIS) tampaknya benar-benar serius. Itu terbukti dari anggaran yang dialokasikan Presiden Barack Obama untuk memerangi pejuang Islam militan.

Diberitakan Reuters, saat merencanakan bujet fiskal 2016, Obama meminta dana sebesar US$ 8,8 miliar atau Rp 111 triliun sebagai penyokong negara memerangi IS, dana itu juga digunakan untuk mendukung militer rezim boneka Irak, dan menguatkan kelompok pemberontak sekuler di Suriah.

Dokumen yang dikeluarkan pada Senin (2/2) juga memuat rincian penggunaan alokasi dana yang tidak sedikit itu. Menurut Reuters, sekitar US$ 5,3 miliar atau Rp 67 triliun dialokasikan untuk Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Sementara US$ 3,5 miliar atau Rp 44 triliun dialokasikan untuk Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.

IS beberapa kali telah mengeksekusi warga Amerika Serikat, karena kebijakan luar negri AS yang telah membunuhi jutaan muslim di Irak dan Afghanistan. IS mengancam Obama untuk tidak lagi memerangi mereka, dan menarik mundur pasukannya dari Irak.

Bujet yang diminta itu, merupakan bagian dari permintaan administrasi Obama untuk operasi-operasi dadakan yang mungkin terjadi. Total, permintaan administrasi Obama sejumlah US$ 58 miliar atau Rp 736 triliun.

Bukan hanya untuk memerangi terorisme, proposal bujet Obama juga menempatkan keamanan siber sebagai salah satu prioritas. Terbukti, ia meminta US$ 14 miliar atau Rp 177 triliun untuk keamanan siber yang lebih baik bagi pemerintah Amerika Serikat, dari serangan peretas.

"Peretasan siber semakin menargetkan sektor privat, infrastruktur kritis. Pemerintah federal membuktikan tidak ada sektor, jaringan, ataupun sistem yang imun terhadap infiltrasi oleh mereka yang ingin mencuri rahasia komersial atau pemerintahan, properti, atau melakukan aktivitas jahat atau mengacau," kata perwakilan Gedung Putih yang dikutip Reuters.

Permintaan-permintaan bujet Obama itu, diiringi peringatan terhadap pendukung Partai Republik untuk mendanai penuh Departemen Keamanan Dalam Negeri, jika tak ingin menempatkan negara dalam bahaya besar.

"Jika Republikan membiarkan dana untuk Keamanan Dalam Negeri berakhir, maka ini adalah akhir dari inisiatif baru ketika ada ancaman muncul," kata Obama, seperti dikutip Reuters. 
(rsa/pit/CNN/IDM)

Sebarkan Bung!

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Post Comment

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top