Konflik di Ukraina saat ini tengah dalam proses gencatan senjata. Namun demikian, ada sejumlah hal yang dilanggar pihak pemberontak pro-Rusia, yakni melarang akses bagi para pemantau asing yang bertugas untuk menyelesaikan sengketa.
Juru bicara Anti-Terrosist Operation (ATO) Ukraina Kolonel Andriy Lysenko menegaskan pelarangan tersebut merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional yang menyatakan bahwa pemantau OSCE wajib diizinkan masuk dan tak terbatas ke seluruh wilayah yang berada di zona konflik.
"Para pemantau mendapati adanya sekelompok tank tempur sebanyak 15-20 buah yang turut berpartisipasi dalam latihan perang di wilayah yang dikuasai oleh (pemberontak) LPR, tepatnya di Oleksandrivsk yang berjarak sekitar 15 km dari garis kontak. Perlengkapan militer seperti itu harus meninggalkan wilayah ini menurut perjanjian Minsk," ujar Lysenko dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Rabu (25/3/2015).
Dia menjelaskan, intensitas serangan militan di Ukraina timur menurun. Akan tetapi, ada milisi yang melepaskan tembakan sebanyak tiga kali dari tank dan satu kali dengan menggunakan senjata artileri pada Selasa 24 Maret kemarin.
"Tentara bayaran Rusia kembali melakukan serangan provokasi bersenjata sebanyak dua kali setelah tengah malam. Kota-kota yang berlokasi dekat bandara Donetsk masih menjadi titik utama terjadinya konflik," ujar dia.
Menurut Kolonel Lysenko, lebih dari 50% pelanggaran gencatan bersenjata terjadi di wilayah ini. Pasukan Ukraina juga mendapati adanya 10 pesawat tanpa awak milih 'musuh' di wilayah Mariupol, Sartana, dan Krasna Talakivka. Satu orang pasukan Ukraina terbunuh dalam aksi ini dan 8 lainnya mendapat perawatan dalam 24 jam terakhir. (Liputan6/infoduniamiliter.com)
Post Comment
Tidak ada komentar: