Sebanyak empat aktivis perlawanan tewas dan 22 lainnya ditangkap dalam sebuah baku tembak dengan militer Thailand di wilayah selatan yang bergolak. Demikian penjelasan kepolisian Thailand, Kamis (26/3/2015).
Militer Thailand, kepolisian dan pasukan Ranger mengepung desa To Kood di provinsi Pattani, Rabu (25/3/2015) malam setelah mendapatkan informasi terkait keberadaan anggota kelompok militan, yang menuntut otonomi lebih luas bagi wilayah selatan yang mayoritas penduduknya adalah umat Muslim.
"Terdapat sedikitnya 30 orang terduga anggota militan saat kami mengepung desa itu. Sayangnya beberapa dari mereka berhasil kabur ke kawasan pegunungan. Baku tembak berlangsung satu jam," kata komandan militer setempat Mana Dechwarit.
Berdasarkan keterangan polisi setempat korban tewas semuanya adalah pria Muslim berusia antara 22 hingga 32 tahun. Sementara terduga anggota militan lainnya kini ditahan di sebuah kamp militer.
Mana menambahkan, sebanyak 50 personel keamanan terluka dalam baku tembak itu. Dalam sebuah penggrebekan polisi menyita tiga pucuk senapan serbu AK-47, satu pucuk pistol dan satu buah granat.
Thailand, sebuah negara dengan mayoritas penduduknya beragama Buddha, menganeksasi wilayah di perbatasan Malaysia itu lebih dari 100 tahun lalu. Selama itu pula pemerintah Thailand dituding melakukan pelanggaran HAM dan mencoba menghapus budaya islam dengan cara asimilasi yang dipaksakan.
Kelompok penganalisa konflik Deep South Watch mengatakan lebih dari 6.300 orang, mayoritas adalah warga sipil, tewas dalam pemberontakan selama 11 tahun di provinsi Pattani, Narathiwat dan Yala. (Kompas/Infoduniamiliter.com)
Post Comment
Tidak ada komentar: