Pemberontak Houthi menyerang kota Najran, Arab Saudi dengan melepaskan tembakan mortir, Selasa (5/5/2015). Serangan ini memicu koalisi pimpinan Arab Saudi untuk kembali menyerang posisi pemberontak Houthi di Yaman.
Stasiun televisi Al-Ekhbariya menayangkan kerusakan yang terjadi pada sederet mobil yang tengah parkir, bongkahan batu terlempar dari trotoar, sebuah bangunan yang terkena pecahan mortir dan sebuah atap rumah yang berlubang besar.
Juru bicara koalisi Brigadir Jenderal Ahmed Assiri kepada Al-Ekhbariya mengatakan pemberontak Houthi secara serampangan menembaki kota Najran yang terletak tak jauh dari perbatasan Yaman.
Serangan serampangan itu, kata Brigjen Assiri, menghantam sejumlah rumah sakit, sekolah dan rumah-rumah penduduk. Akibat serangan ini, semua sekolah di kota Najran ditutup.
Serangan pemberontak Houthi itu juga menyebabkan semua penerbangan maskapai penerbangan Saudi Airlines dari dan menuju Najran dibatalkan. Demikian kabar yang disebar melalui akun Twitter Saudi Airlines.
"Pasukan udara dan darat akan merespon dengan cara yang tepat serangan yang membahayakan ini dan memastikan mereka tak akan mengulanginya," ujar Brigjen Assiri.
Assiri menambahkan, angkatan bersenjata Arab Saudi sudah mengerahkan sejumlah helikopter tempur Apache ke kawasan itu untuk menyerang para pemberontak Houthi.
Arab Saudi sebenarnya sudah memperkuat perbatasannya dengan mengerahkan pasukan artileri, tank dan pos penjagaan di puncak-puncak bukit untuk menghalangi semua serangan Houthi dari seberang perbatasan.
Pasukan darat Saudi sudah beberapa kali terlibat baku tembak dengan pemberontak Houthi di perbatasan Yaman dan helikopter-helikopter Saudi sudah beberapa kali menggelar operasi militer.
Pekan lalu, pasukan Saudi menewaskan puluhan anggota pemberontak Houthi yang menggelar serangan besar pertama mereka terhadap wilayah Saudi sejak serangan udara terhadap wilayah Yaman dimulai pada 26 Maret lalu.
Dalam baku tembak di dekat sebuah pos perbatasan di Najran itu, tiga tentara Saudi tewas. Serangan Houthi kali ini adalah yang pertama dilakukan terhadap kawasan berpenduduk di wilayah Arab Saudi. (Kompas/infoduniamiliter )
Post Comment
Tidak ada komentar: