Petugas-petugas pemantau Geologi di lapangan mengatakan akibat erupsi Sinabung akhir pekan lalu, terjadi peingkatan volume kubah lava lebih dari 3 juta meter kubik , berpotensi terjadi guguran kubah yang diikuti awan panas ke sisi Selatan dan Tenggara sejauh tujuh kilometer dari puncak kawah Gunung Api Sinabung. Pekan ini, Badan Geologi Nasional PVMBG menetapkan peningkatan status Awas , terhadap aktivitas gunung api Sinabung.
Juru bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho berbicara kepada media jaringan mengatakan Senin (15/6), pihaknya kembali mengimbau agar warga menghindari zona berbahaya, terutama dalam radius tujuh kilometer dari puncak kawah Gunung Api Sinabung.
Media jaringan Sumatera Utara melaporkan, Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, provinsi Sumatera Utara telah meletus dan memuntahkan abu vulkanik hari Sabtu (13/6). Petugas geologi sejak tanggal 2 Juni telah menaikkan status waspada tertinggi (awas) karena ukuran kubah lava gunungapi yang membesar.
Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) kabupaten Karo Junaidi Silalahi berada di lapangan mengatakan, warga wilayah selatan dan tenggara Sinabung yang dievakuasi mencakup wilayah Pasarpinter Gurukinayan, Simpang Sibintun, hingga Jembatan Lau Bunaken Tigapancur, Desa Tigapancur dan Desa Pintubesi telah dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
“Jumlah pengungsi sejak semalam diperkirakan 10 ribu jiwa,hari ini bertambah dan semalam banyak yang belum di evakuasi. Rekomendasi BNPB soal hibauan warga agar berada di luar zona bahaya,wilayah Selatan dan Tenggara di luar radius7 Km, sementara warga di wilayah timur Sinabung agar menghindar zona bahaya di luar radius 5 Km dari puncak kawah Sinabung,” jelas Junaidi.
Junaidi mengatakan beberapa warga (diduga) masih berada dalam zona bahaya, mereka beraktifitas di lahan pertanian untuk menyambung hidup.
"Tapi beberapa warga bertahan dalam radius bahaya, alasannya butuh biaya hidup, makan dan sekolah putra putri mereka, jadi mereka beraktivitas di ladang mengambil hasil pertanian. Beberapa warga di tiap-tiap desa masih ada yang demikian,” lanjutnya.
Petugas gabungan dari BPBD Karo , tambah Junaidi , dibantu TNI, Polri dan unsur terkiat mengantisipasi kenaikan status Awas Gunungapi Sinabung.
Relawan PMI membantu evakuasi dan mendampingi warga di pengungsian yang sebagian besar ditampung di kota Brastagi. Relawan PMI membagikan masker agar warga terhindar dari gangguan pernafasan akibat debu vulkanik dampak erupsi Gunung Sinabung.
Beberapa relawan dari organisasi kemanusiaan masih terus mendampingi warga di Lapangan. Selama lebih setahun.
Relawan Dompet Dhuafa Abdul Azis megatakan, timnya bekerjasama dengan mitra sampai dengan Senin (15/6), berkonsentrasi berada di posko pengungsian gedung KNPI Brastagi.
“Untuk program respon Sinabung kita dukung dapur umum di gedung KNPI Brastagi. Sampai saat ini pemda lokal menyediakan alat transportasi untuk evakuasi lanjutan,” kata Abdul Azis.
Sejumlah relawan mengaku, di pengugsian, mayoritas warga rentan gangguan kesehatan, terutama yang dialami anak-anak dan lansia. Relawan bencana Universitas Trisakti Indah Kharun Nisa mengatakan, pemenuhan sanitasi layak, obat-obatan dan serta bahan pangan padat gizi akan membantu menjaga kesehatan warga di lokasi pengungsian.
“Bahan pangan padat gizi prioritas, bubur bayi dan susu, itu cukup penting ya. Selimut buat bayi, obat-obatan dan imunisasi, serta kebutuhan kebersihan lainnya yang lebih spesifik perempuan dan anak,” kata Indah.
Beberapa bulan lalu, Presiden RI Joko Widodo dalam kunjungan kerjanya ke lokasi pengungsian Sinabung berjanji akan memperhatikan multiaspek proses pemulihan kehidupan warga Sumatera Utara yang tertimpa musibah.
“Untuk anak-anak (pengungsi) harus sekolah semua, jangan ada yang putus sekolah. Ini di bagikan Kartu Indoensia Pintar, biaya sekolah gratis, sementara buat yang sampai SMU dulu,” kata Presiden Jokowi.
Pakar mengatakan, Gunung Sinabung termasuk di antara sekitar 130 gunung berapi aktif di Indonesia, yang cukup rentan dengan gejolak seismik karena lokasinya di kawasan yang disebut “Cincin Api” Pasifik. Gunung berapi ini telah meletus beberapa kali sejak 2010, setelah tidak aktif selama 400 tahun. Letusan tahun lalu menewaskan 17 warga setempat.
Beberapa pemerhati sosial dan bencana mengatakan, dibawah kendali Presiden, pemerintah perlu segera merampungkan berbagai keperluan terkait aspek legal yang mengatur tata kelola bantuan, terutama proses rehabilitasi dan rekonsruksi, agar proses penanganan menyeluruh dapat diterima oleh warga sekitar Gunung Sinabung Sumatera Utara, termasuk bantuan perumahan akibat relokasi, jaminan pendidikan dan pemulihan mata pencaharian utama warga bidang pertanian. Rehabilitasi dan rekonstruksi akibat erupsi Sinabung diperkirakan mencapai Rp 2 Triliun.
Laporan-laporan badan geologi regional menyebutkan, bahwa Gunung Sinabung terus bergolak secara fluktuatif sejak meletus pada September 2013 hingga sekarang. Petugas pemerintah menyatakan, belum mengetahui sampai kapan erupsi Gunung Sinabung ini akan berhenti.
Indonesia, sebelumnya telah merelokasi warga sekitar Gunung Sinabung, terutama tujuh desa dan satu dusun, di antaranya Desa Sukameriah, Desa Berkerah, Desa Simacem dan Dusun Sibintun.
Melalui diplomat seniornya di Indonesia, Pemerintah AS baru-baru ini mengucurkan bantuan tambahan sebesar US$ 200 ribu dalam bentuk dukungan logistik sebagai bagian dari tindakan tanggap darurat bencana letusan Gunung Sinabung di provinsi Sumatera Utara. (Voa/infoduniamiliter )
Post Comment
Tidak ada komentar: