Delapan dari 10 orang di Filipina takut sengketa Laut China Selatan akan berubah menjadi perang bersenjata antara Filipina dengan China. Demikian hasil sruvei yang dilakukan kelompok independen.
Survei yang dilakukan kelompok “Social Weather Stations” yang berbasis di Manila itu dirilis Jumat kemarin. Menurut kelompok tersebut, sengketa Laut China Selatan telah membebani pikiran orang-orang sejak Filipina mundur dari ketegangan dengan China atas sengketa maritim itu.
Hasil survei, 84 persen dari 1.200 responden mengaku khawatir jika konflik bersenjata antara Filipina dengan China benar-benar terjadi. Survei atau jajak pendapat yang sama telah dilakukan setiap tahun sejak 2012.
”Itu wajar bagi kita untuk khawatir tentang konflik bersenjata seperti itu, adalah fakta bahwa itu tidak menguntungkan siapa pun,” kata juru bicara kepresidenan Filipina, Abigail Valte kepada AFP, merespons hasil survei.
”Inilah mengapa pemerintah kita telah mengupayakan cara-cara damai untuk menyelesaikan sengketa,” lanjut dia, yang dilansir Sabtu (20/6/2015).
Dalam sengketa maritim itu, Filipina telah mengajukan gugatan arbitrase setellah China mengklaim hampir seluruh kawasan Laut China Selatan. Selain Filipina dan China, kawasan Laut China Selatan juga diperebutkan oleh Vietnam, Malaysia, Brunei dan Taiwan.
Namun dari sejumlah negara yang bersengketa itu, China yang paling dominan dalam melakukan reklamasi di kawasan sengketa. Hasil citra satelit telah menunjukkan bahwa China telah membangun landasan pacu raksasa yang diduga untuk kepentingan militer China.
(mas/sindo/infoduniamiliter )
Post Comment
Tidak ada komentar: