Kepala Staf Angkatan Bersenjata Filipina, Senin (20/4/2015), meminta China untuk menghentikan pekerjaan reklamasi yang sedang dilakukannya di wilayah Laut China Selatan yang tengah dipersengketakan.
Jenderal Gregorio Catapang mengatakan "agresivitas" Cina menyebabkan ketegangan di wilayah itu. Komentarnya muncul saat Filipina memulai latihan militer gabungan terbesar dengan Amerika Serikat.
Latihan Balikatan tahun ini melibatkan lebih dari 11.000 personel, yang merupakan latihan terbesar dalam 15 tahun terakhir.
Berbicara di Manila menjelang latihan militer itu, Jenderal Catapang mengatakan kepada para wartawan bahwa bukti-bukti baru reklamasi tanah itu "memberi alasan mendesak untuk memberi tahu seluruh dunia mengenai efek merugikan dari agresivitas China".
Ia mengatakan Filipina percaya bahwa "aktivitas reklamasi besar-besaran China akan menyebabkan ketegangan di antara negara-negara yang mengklaim, bukan hanya karena dapat menghalangi navigasi, tetapi juga karena kemungkinannya digunakan untuk tujuan militer".
China mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan, yang menyebabkan adanya tumpang tindih klaim dengan beberapa negara Asia lain termasuk Vietnam dan Filipina.
Negara-negara itu mengatakan China melakukan reklamasi tanah secara tidak sah di daerah yang diperebutkan untuk membuat pulau buatan dengan fasilitas yang berpotensi untuk digunakan bagi kepentingan militer.
Baru-baru ini, foto-foto satelit yang dirilis lembaga riset Amerika Serikat CSIS menunjukkan pekerjaan reklamasi yang dilakukan China di terumbu karang Mischief yang juga diklaim Filipina.
China membela diri dengan mengatakan pembangunan yang dilakukannya untuk membantu orang-orang yang melakukan pencarian, penyelamatan dan penangkapan ikan. (Kompas/infoduniamiliter.Com)
Post Comment
Tidak ada komentar: