Aktivis Suriah dan para dokter melaporkan mengenai adanya serangan kimia terbaru di provinsi Idlib yang mengakibatkan puluhan orang menderita sesak nafas (7/5).
Mohammed Tennari, seorang dokter yang bersaksi di depan Dewan Keamanan PBB pada bulan lalu setelah mengobati sejumlah korban dalam serangan kimia sebelumnya di Idlib, mengatakan setidaknya ada tiga serangan terpisah di provinsi tersebut yang melukai hampir 80 orang. Tennari yang berbicara dengan Associated Press dari dekat perbatasan Turki, membagi hasil laporan lapangan dari para dokter di tiga desa yang dilaporkan terkena serangan. Laporan tersebut mengatakan helikopter rezim menjatuhkan bom barel yang mengandung klorin di desa Janoudieh, Kansafrah dan Kafr Batiekh pada Kamis (7/5).
Tennari sedang dalam perjalanan kembali dari Amerika Serikat di mana ia memberikan laporan kepada DK PBB mengenai serangan klorin pada Maret lalu yang membunuh tiga anak dan nenek mereka di provinsi Idlib. Ia adalah koordinator untuk Perhimpunan Medis Suriah Amerika yang memiliki relawan tenaga medis untuk merawat korban dan melaporkan serangan di Suriah.
Juga, Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SNHR), sebuah kelompok pemantau perang Suriah yang berbasis di luar negeri, melaporkan tiga serangan berbeda. Kelompok ini melaporkan bahwa 69 orang terluka dalam serangan.
Telah terjadi peningkatan laporan serangan klorin di tengah pertempuran intensif di provinsi Idlib di mana Mujahidin meraih kemajuan yang signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Mujahidin berhasil merebut ibukota provinsi lalu diikuti dengan kota strategis Jisr al-Shughur dan pangkalan militer strategis milik rezim Nushairiyah. Rezim Nushairiyah mengklaim bahwa mereka akan merebut kembali kontrol atas kota-kota yang telah dikuasai oleh Mujahidin.
Tennari mengatakan seorang pria berusia 30-an meninggal dunia pada Kamis (7/5) setelah serangan klorin di sebuah desa di Idlib pada 2 Mei. Bayi laki-laki berusia enam bulan juga meninggal dalam serangan tersebut. Sejauh ini PBB hanya mengutuk serangan kimia yang dilakukan oleh rezim Nushairiyah tanpa ada tindakan.(rz/eramuslim/infoduniamiliter )
Post Comment
Tidak ada komentar: