Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, menegaskan komitmennya untuk membantu Israel. Obama merasa gagal sebagai Presiden AS jika Israel dalam kondisi terancam.
Komitmen Obama untuk membantu sekutu AS itu muncul di tengah “perseteruan” Obama dan Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, soal kesepakatan nuklir Iran. AS bersama lima negara kekuatan dunia sudah mencapai kesepakatan awal nuklir dengan Iran di Lausanne, Swiss.
Netanyahu tetap menentang kesepakatan nuklir itu, karena takut hal itu membuka jalan bagi Iran untuk membuat bom nuklir yang akan digunakan untuk memusnahan Israel dari muka bumi. Obama dan Netanyahu juga pernah bersteru, setelah Netanyahu berkomentar tidak akan membiarkan negara Palestina berdiri.
Komitmen Obama u ntuk membantu Israel itu muncul dalam video wawancara selama 45 menit yang dilansir The New York Times, hari Minggu (5/4/2015). ”Saya akan mempertimbangkan kegagalan posisi saya, kegagalan mendasar dari tugas kepresidenan saya, jika pada jam tangan atau sebagai konsekuensi dari pekerjaan yang saya lakukan, Israel berada dalam kondisi rentan,” kata Obama.
“Bukan hanya kegagalan strategis, saya berpikir bahwa ini akan jadi kegagalan moral,” lanjut Obama yang menegaskan bahwa AS tetap jadi sekutu Israel.
”Bahkan di tengah-tengah perbedaan pendapat yang saya dengan Perdana Menteri Netanyahu, baik soal Iran maupun masalah Palestina, saya telah konsisten mengatakan bahwa pertahanan kami untuk Israel tak tergoyahkan,” imbuh Obama.
Dalam kesepekatan nuklir Iran, menurut Obama, Israel berhak menaruh keprihatinan. ”Apa yang akan kita lakukan saat kita masuk ke dalam kesepakatan (nuklir Iran) ini adalah mengirimkan pesan yang sangat jelas kepada Iran dan seluruh wilayah itu jika ada yang macam-macam dengan Israel, Amerika akan berada di sana,” tegas Obama. Jadi obama mengabdi pada amerika atau Israel?! (Sindo/infoduniamiliter.Com)
Post Comment
Tidak ada komentar: